![]() |
Ini dia kesalahan penulisan Metrotv : “MARDANI ALI SERA : Juru Bicara KPK”. |
JAKARTA, ISLAMICGEO– Di tengah panasnya atmosfer perpolitikan Indonesia terutama polemik Partai Keadilan Sejahtera (PKS) vs Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) muncul sebuah fenomena di sejumlah media. Tiba-tiba secara beruntun, media-media besar mengalami kegalauan dan kesalahan fatal dalam memberitakan partai berbasis Islam itu.
Mulai dari kesalahan penulisan yang sangat kentara, baik dalam isi
berita maupun judul berita. Bahkan terkesan disengaja, mereka
berlomba-lomba ‘menyerang’ PKS tanpa memperhatikan akurasi penulisan berita dan etika jurnalistik.
![]() |
Halaman 1 Tribun Yogya, edisi 13 Mei 2013 |
Tribun Yogja pada halaman 1 menurunkan sebuah berita berjudul : “KPK Laporkan Johan Budi ke KPK”. Dalam waktu yang berdekatan giliran Metrotv menulis di layar kaca: “MARDANI ALI SERA : Juru Bicara KPK”.
Copy Paste Opini Mahmud MD di Detikcom
Yang tak kalah mengherankan di tengah polemik PKS VS KPK ini, Detikcom, salah satu portal berita terbesar di Indonesia yang dikenal dengan updatenya detik perdetik, tak segan-segan melakukan kebohongan publik, entah dengan alasan dan tendesi apa, mungkin hendak membela KPK, hingga portal berita tersebut berani membohongi publik dengan memuat ulang mengcopy paste opini Mahfud MD (Mantan Ketua MK) yang sebelumnya dipublis di blog Mahfud MD pada tahun 2009 lalu.
Pernyataan yang dimuat portal detik.com adalah opini Mahfud MD yang
berjudul “Kalau Ditangkap KPK, Ngaku Saja” dalam situs resminya yang
dipublish 2009 lalu, klik di sini, lalu dimuat ulang oleh detik.com pada tanggal 13/05/2013 dengan judul yang sama, namun tanggal dan tahun yang berbeda klik di sini.
Anehnya lagi detik.com mengaku mewawancarai langsung Mahfud MD dengan
menggunakan kata kutipan langsung “kata eks Ketua MK Mahfud MD kepada
detik.com” Untuk membandingkan berita asli dan berita “ngibul” detik.com bisa di akses disini
Hingga saat ini, pihak detik.com sama sekali tidak merasa bersalah dan belum melakukan klarifikasi dan minta maaf kepada masyarakat karena telah membohongi masyarakat Indonesia.
Redaksi Islamicgeo.com semalam (14/5) sempat mentweet link berita tersebut ke pendiri sekaligus dewan redaksi Detikcom @budionodarsono, namun hingga kini belum direspon dan berita tersebut tetap ditayangkan di laman detikcom. (Anas )